me-Macro-kan Bunga Dengan Kamera Saku Biasa

Maunya sih beli yang lebih mahalan, cuman… skala prioritas ndak isah diabaikan begidu saja. Memaksakan punya bisa saja, tapi biasanya hanya sesaat terpuaskan. Setelahnya… hanya teronggok di tempat penyimpanan. Mengoptimal yang dipunya sekarang kadang jauh lebih bijaksana daripada sekedar memenuhi hasrat kepuasan dengan memaksakan keadaan, apalagi sampai harus mengada-adakan yang sebenarnya ndak ada.

 

Compang-Camping

Baca lebih lanjut

What’s gonna happen?

We are here to make a change!


Jahh! — saiya butuh perubahan itu… Indonesia!!!

Karena Penting, Maka Saiya Beli

Bila diperlukan, maka harus diusahakan. Bahwa “membeli” adalah sebuah aktivitas yang membutuhkan uang — hal tersebut tidak bisa dipungkiri lagi. Rumusnya, ada uang bisa membeli — tidak ada uang, maka pembelian pun akan tertunda…., sampai uangnya ada.

Perlu tidaknya sesuatu itu dibeli, sangat tergantung dari seberapa pentingnya sesuatu itu buat seseorang. Jadi sifatnya sangat subyektif sekali. Misalnya, menurut para suami — panci di rumahnya sudah cukup banyak sehingga tidak perlu-lah membeli panci lagi. Apakah demikian pula menurut para bini..??  Baca lebih lanjut

Bersama Mencapai Tujuan Bersama

Demi mencapai tujuan bersama, maka harus dikerjakan bersama-sama pula. Tidak sendiri-sendiri. Yang kuat membantu yang lemah, yang mampu membantu yang kekurangan. Harus saling dukung — begitulah semestinya.

Mau menang sendiri adalah bar-bar. Ingin maju sendiri tanpa peduli yang lain…., maka jangan sekali-kali bicara soal kebersamaan. — Kebersamaan itu menyatu. Urat nadinya adalah kepedulian.

Apa mungkin tujuan bersama bisa tercapai tanpa peduli terhadap sesamanya…??

Hanya Berdua di Sabtu Pagi

Tidak selalu, tapi bila ada kesempatan kami berusaha menyempatkan diri. Hanya berdua saja. Bercengkrama melepaskan simpul-simpul yang menyesakan, menerawang membicarakan langkah selanjutnya.

Perselisihan tidak dapat dihindari — ketidaksamaan visi dan misi seringkali menghambat garak langkah kaki. Lama ikatan sudah ditautkan bukan jaminan semuanya bisa diselesaikan dengan kedipan mata. Berkedip kadang membingungkan, bertatapan akan mengungkap yang tidak tersampaikan.

Suasana tidak datang dengan sendirinya — tapi diciptakan. Pada Sabtu Pagi kami mengantungkan hasrat.   Melepaskan simpul-simpul yang menyesakan, menerawang membicarakan langkah selanjutnya.

Jangan Gantung Diri!

Mengapa musti gantung diri?
Apa memang tidak ada jalan lain? — Benarkah??
Bukannya masih banyak jalan menuju ke roma? — Lantas…??

Gantung diri itu bukan jalan keluar — bukan pula solusi. Itu adalah langkah paling bodoh yang dilakukan oleh makhluk yang bernama manusia — yang katanya di kepalanya ada otaknya.

Rumah Masa Depan

Sepandai-pandainya menyimpan kebusukan, sejauh-jauhnya melarikan diri, sepinter-pinternya menyembunyikan diri —  semuanya akan berakhir di tempat ini. Pemakaman.

Bila waktunya tiba, memang tidak ada seorangpun yang bisa mengundurkan atau memajukannya. Dan kalau itu kejadian…, maka tidak ada yang dibawa barang secuilpun. Uang hasil korupsi — harta benda yang didapat dengan cara yang tidak syah… justru akan menjadi beban yang teramat menyusahkan.

Lantas, mengapa masih saja ada yang suka melakukannya?

Bedanya Dulu dengan Sekarang

Konon ampli ini sudah ada sebelum saiya jadi tentara. Kalau saiya hampir 15 tahun berdinas, bisa jadi ampli ini sudah 16 tahun 😆

Zaman dulu… barang elektronik kualitasnya memang bagus-bagus. Meski dari fitur dan bentuk tidak selengkap dan seindah barang keluaran zaman sekarang, namun bicara soal “daya tahan”… tidak perlu diragukan. Apalagi barang-barang keluaran dari pabrikan terkenal. Baca lebih lanjut

Haruskah Mereka Bermain di Kuburan??

Sekarang di luar hanya tersedia sedikit ruang buat anak mengekspresikan diri. Lahan yang lapang kini tinggal kenangan. Kalaupun ada — rata-rata sudah diperkeras dengan adukan semen dan konco-konconya, atau hamparan aspal yang ndak kalah kerasnya. Kini, hampir tidak ada tempat buat berjatuh-jatuhan dan berguling-gulingan yang aman.   Baca lebih lanjut